Assalamu'alaykum
Dibalik hasil yang begitu menyakitkan, muncul sebuah keinginan besar yang tak terbendung dengan sebuah iba dan putus asa. Memang, begitu pahit rasanya seperti jahe yang dimakan mentah-mentah. Bahkan, saya sendiri mengalaminya dengan begitu sabar sambil menanggung beban berat yang entah darimana datangnya.
Sepeninggal sahabat telah melewati sebuah fase menuju adaptasi sekumpulan orang heterogen. Maksudnya, berkumpul di antara ribuan pemikiran manusia yang siap sedia menembus dada bahkan hati agar ia keluar dan terwarnai oleh carut marutnya keadaan kini. Peristiwa demi peristiwa yang ia lewati bersama ternyata mau tidak mau hanya menjadi kenangan sementara.
Saat ia berada pada laboratorium peradaban ataupun miniatur negara misalnya, ia meluap-luap seperti singa podium di zaman orde baru yang serba represif dan agresif dalam menghadapi pemikir kanan yang mapan lisan. Bahkan ia memiliki waktu kosong yang dipaksakan padahal jadwal belajar hampir setiap hari ia harus tampak di depan dosen dalam pelajaran yang berhubungan dengan disiplin ilmu masa depan.
Kini, ia hanya sebagai pelanjut dalam budaya masa kini yang seimbang manfaat dan maksiat. Bagaimana tidak ? ketika terlalu dibawa idealisme itu dalam kampus, ketika di luar seolah kehilangan arah bahkan ia hampir hangus dilahap oleh kehidupan duniawi yang berlebihan.
Apa yang kamu pikirkan hari ini ?
Dalam berbagai pemahaman yang saya dapat, itulah sebuah siklus yang tak dapat dihindari dalam menghadapi fenomena yang terjadi setiap tahunnya. Disini hanya dua pilihan, menjadi orang idealis yang bersama menjadi pembangun yang tertidur atau menjadi pengikut sejati yang datar.
Wassalamu'alaykum
#SekedarBerbagi
Dibalik hasil yang begitu menyakitkan, muncul sebuah keinginan besar yang tak terbendung dengan sebuah iba dan putus asa. Memang, begitu pahit rasanya seperti jahe yang dimakan mentah-mentah. Bahkan, saya sendiri mengalaminya dengan begitu sabar sambil menanggung beban berat yang entah darimana datangnya.
Sepeninggal sahabat telah melewati sebuah fase menuju adaptasi sekumpulan orang heterogen. Maksudnya, berkumpul di antara ribuan pemikiran manusia yang siap sedia menembus dada bahkan hati agar ia keluar dan terwarnai oleh carut marutnya keadaan kini. Peristiwa demi peristiwa yang ia lewati bersama ternyata mau tidak mau hanya menjadi kenangan sementara.
Saat ia berada pada laboratorium peradaban ataupun miniatur negara misalnya, ia meluap-luap seperti singa podium di zaman orde baru yang serba represif dan agresif dalam menghadapi pemikir kanan yang mapan lisan. Bahkan ia memiliki waktu kosong yang dipaksakan padahal jadwal belajar hampir setiap hari ia harus tampak di depan dosen dalam pelajaran yang berhubungan dengan disiplin ilmu masa depan.
Kini, ia hanya sebagai pelanjut dalam budaya masa kini yang seimbang manfaat dan maksiat. Bagaimana tidak ? ketika terlalu dibawa idealisme itu dalam kampus, ketika di luar seolah kehilangan arah bahkan ia hampir hangus dilahap oleh kehidupan duniawi yang berlebihan.
Apa yang kamu pikirkan hari ini ?
Dalam berbagai pemahaman yang saya dapat, itulah sebuah siklus yang tak dapat dihindari dalam menghadapi fenomena yang terjadi setiap tahunnya. Disini hanya dua pilihan, menjadi orang idealis yang bersama menjadi pembangun yang tertidur atau menjadi pengikut sejati yang datar.
Wassalamu'alaykum
#SekedarBerbagi
No comments:
Post a Comment